Kamis, 05 September 2013

Kingdom Animalia


Kingdom Animalia
1.      Phylum / Filum Protozoa atau Protosoa
Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias bersel tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lain sebagai parasit. Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni. Contohnya : amuba / amoeba.
2.      Phylum / Filum Porifera
Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip spon dengan bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan memakan makanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga karang, spons, grantia.
3.      Phylum / Filum Coelenterata atau Coelentrata
Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidup di laut. Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.
4.      Phylum / Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita, cacing hati, polikladida.
5.      Phylum / Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria.
6.      Phylum / Filum Annelida atau Anelida
Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches.
7.      Phylum / Filum Mollusca atau Molusca / Moluska
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Contoh molluska : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.
8.      Phylum / Filum Echinodermata atau Ecinodermata
Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut.
9.      Phylum / Filum Arthropoda atau Atropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
10.  Phylum / Filum Chordata
Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya.

A.    TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)
Lumut (Bryophyta) berasal dari bahasa Yunani, bryon yang berarti “tumbuhan lumut”. Lumut merupakan tumbuhan sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah, serta hidup pada daun-daun (epifil). Tumbuhan lumut tidak memiliki akar yang sebenarnya dan melekat pada perantaraan rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (tallophyta) dengan tumbuhan berkormus (kormophyta). Lumut memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri).
1.      Ciri-ciri dan karakteristik Lumut
a.       Sel penyusun tubuh merupakan dinding sel yang terdiri dari selulosa.
b.      Berukuran makroskopik dengan tinggi rata-rata 1-2 cm, dan yang tertinggi berukuran 40 cm.
c.       Bentuk lumut yang sering sebenarnya adalah lumut gametofit (lumut yang menghasilkan sel kerlamin/gamet). Ada yang berbentuk lembaran, ada yang seperti tumbuhan kecil, dan memiliki bagian menyerupai batang dan daun serta bagian akar berupa benang (rhizoid).
d.      Lumut sporofit (lumut menghasilkan spora) menumpang pada lumut gametofit. Ada yang berbentuk seperti terompet memanjang atau kapsul bertangkai panjang.
e.       Memiliki kloroplas dengan pigmen hijau untuk fotosintesis.
f.       Tidak memiliki jaringan pembuluh angkut sehingga air dan mineral diperoleh dengan cara difusi oleh setiap bagian tubuhnya.
g.      Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit – sporofit)
h.      Reproduksi seksual dan aseksual
Ø  Secara Seksual : membentuk gamet-gamet pada Anteridium (gametangium jantan)dan Arkegonium   (gametangium betina).
Ø  Secara Aseksual : membentuk spora yang bersifat haploid.
2.      Struktur Tubuh Lumut
Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-beda.
1.      Batang apabila dilihat secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut:
Ø  Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya membentuk rizoid-rizoid epidermis.
Ø  Lapisan kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut air dan garam-garam mineral, belum terdapat floem dan xilem.
Ø  Silender pusat yang teridiri dari sel-sel parenkim yang memanjang dan berfungsi sebagai jaringan pengangkut.
2.      Daun tersusun atas satu lapis sel.
Ø  Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong.
3.      Rhizoid terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang tidak sempurna, bentuk seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.
3.  Metagenesis Lumut
a.       Gametofit merupakan tumbuhan lumut itu sendiri dan generasi yang menghasilkan sperma atau ovum, sedang sporofit merupakan generasi yang menghasilkan spora.
b.      Lumut mempunyai anteridium (sel kelamin jantan) berbentuk seperti gada yang menghasilkan sperma dan arkegonium (sel kelamin betina) berbentuk seperti botol yang menghasilkan ovum.
c.       Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui pergiliran keturunan atau metagenesis. Metagenesis merupakan pergantian antara fase vegetatif (generasi sporofit = penghasil spora) dan fase generatif (generasi)  gametofit = penghasil gamet)
d.      Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit.
e.       Struktur sporofit (sporangium = badan penghasil spora) tubuh lumut terdiri : vaginula, seta, apofisis, kaliptra, kolumela. Sporofit tumbuh pada gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rhizoid yang berfungsi seperti akar. Jika sporofit tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
f.       Reproduksi seksualnya dengan membentuk fgamet-gamet dalam gametofit. Ada dua macam gametangium yaitu arkegonium (gametangium betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk bulat seperti gada.
g.      Berdasarkan letak gametangianya, lumut dibedakan menjadi dua yaitu Jika anteridium dan arkegonium dalam sartu individu tumbuhan lumut disebut berumah satu (monosis) contoh : lumut daun (musci). Jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja  tumbuhan lumut disebut berumah dua 9diesis) contoh : lumut hati (hepaticeae).

proses metagenesis pada lumut yaitu lumut berkembang biak secara seksual dan aseksual.
·         Reproduksi aseksual dilakukan dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan yang terjadi dalam sporangium lumut sporofit (sporogonium). Spora yang dihasilkan sporofit adalah spora haploid. Spora tersebut tumbuh menjadi protonema, kemudian tumbuh menjadi gametofit haploid.
·         Reproduksi seksual terjadi dengan adanya penyatuan gamet jantan (spermatozoid dan gamet betina (ovum). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian bertemu dan membuahi ovum (vertilisasi). Pembuahan menghasilkan zigot yang diploid. Zigot  membelah menjadi embryo yang kemudian tumbuh menjadi sporofit yang diploid. Kemudian reproduksi lumut tersebut menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit (n) dan generasi sporofit (2n). Pergiliran antara gametofit dengan generasi sporofit disebut dengan metagenesis. Pada lumut gametofit adalah generasi yang dominan dalam daur hidupnya.
4.      Klasifikasi
Lumut (Bryophyta) terbagi dalam tiga kelas yaitu:
1.       Lumut Hati (Hepaticopsida)
Ciri-ciri:
a.       Tubuh berupa talus yang terbagi menjadi beberapa lobus seperti   bentuk hati hewan dan memiliki rhizoid.
b.      gametofitnya membentuk anteridium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung. 
c.       Pertumbuhan sporofit terbatas karena tidak memiliki jaringan meristematik.
d.      Reproduksi aseksualnya dengan tunas, fragmentaasi maupun dengan gema atau kuncup (struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit) dan reproduksi seksualnya dengan oogami.
e.       Contoh Hepaticopsida: Marchantia polymorpha, Porella, Riccia nutans,  Lunularia sp.
2.       Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Ciri-ciri
a.    Bentuk tubuh seperti talus, sporofit berupa kapsul memanjang, dan  gametofit berupa talus yang lebar, tipis dengan tepi berlekuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar