Hukum
Gay-Lussac
Hukum sains
adalah suatu pernyataan di dalam dunia ilmu
pengetahuan yang bermula dari suatu hipotesis dan dibuktikan dengan
percobaan-percobaan yang menyangkut teori-teori hipotesis. Hasil percobaan
dapat mendukung teori hipotesis dan dapat membuktikan kebenarannya teori
hipotesis tersebut.
Dalam sejarahnya, hukum sains dapat
diilhami berdasarkan suatu percobaan secara ilmiah, ada juga
hukum tersebut dibuat atas dasar pemikiran yang kritis atau dengan sesuatu
keadaan coba-coba bahkan atas sesuatu ketidak sengajaan atau kebetulan.
Hukum Gay-Lussac dapat merujuk kepada salah satu
dari dua hukum
kimia yang
dikemukakan oleh kimiawan Perancis Joseph Louis Gay-Lussac. Keduanya berhubungan dengan sifat-sifat gas.
Hukum Gay-Lussac 1802
Tekanan dari sejumlah tetap gas pada
volum yang tetap berbanding lurus dengan temperaturnya dalam kelvin
Secara matematis dapat dinyatakan

atau

where:
Hukum ini dapat dibuktikan melalui teori kinetik gas, karena temperatur adalah ukuran
rata-rata energi kinetik, dimana jika energi kinetik gas meningkat, maka partikel-partikel gas akan bertumbukan dengan dinding/wadah lebih cepat,
sehingga meningkatkan tekanan.
Hukum Gay-Lussac dapat dituliskan
sebagai perbandingan dua gas

Hukum Gay-Lussac 1809
Hukum ini disebut juga hukum
gabungan volum, yang ditemukan pada 1809
Perbandingan volum antara gas-gas
dalam suatu reaksi kimia adalah perbandingan bilangan bulat sederhana[1]
Misalnya perbandingan volum hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari penguraian air adalah 2:1. Hukum ini merupakan salah satu dasar dari stoikiometri gas modern, dan hipotesis Avogadro pada 1811 berasal dari hukum ini.
Setelah om obet Boyle dan om Charles mengabadikan namanya dalam ilmu fisika, om
Joseph Gay-Lussac pun tak mau ketinggalan. Berdasarkan percobaan yang
dilakukannya, om Jose menemukan bahwa apabila volume gas dijaga agar selalu
konstan, maka ketika tekanan gas bertambah, suhu mutlak gas pun ikut2an
bertambah. Demikian juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, suhu mutlak
gas pun ikut2an berkurang. Istilah kerennya, pada volume konstan, tekanan gas
berbanding lurus dengan suhu mutlak gas. Hubungan ini dikenal dengan julukan Hukum Gay-Lussac. Secara matematis ditulis sebagai berikut :
atau
p = c.t
=
c ===> v = tetap
untuk
gas dalam suatu wadah yang mengalami pemanasan dengan volum dijaga tetap, pada
proses 1 dan 2 hukum gey lussac dapat ditulis seperti berikut :
=
===> v = tetap
dengan
p1 = tekanan mula-mula (atm)
p2 =
tekanan akhir (atm)
t1 =
suhu mutlak mula-mula (k)
t2 =
suhu akhir (k)
Hubungan antara suhu, volume dan tekanan gas
Hukum
Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lussac baru menurunkan hubungan antara suhu,
volume dan tekanan gas secara terpisah. Bagaimanapun ketiga besaran ini
memiliki keterkaitan erat dan saling mempengaruhi. Karenanya, dengan berpedoman
pada ketiga hukum gas di atas, kita bisa menurunkan hubungan yang lebih umum
antara suhu, volume dan tekanan gas. Gurumuda tulis lagi ketiga perbandingan di
atas biar dirimu lebih nyambung :
Jika
perbandingan 1, perbandingan 2 dan perbandingan 3 digabung menjadi satu, maka
akan tampak seperti ini :
Persamaan
ini menyatakan bahwa tekanan (P) dan volume (V) sebanding dengan suhu mutlak
(T). Sebaliknya, volume (V) berbanding terbalik dengan tekanan (P).
Perbandingan
4 bisa dioprek menjadi persamaan :
Keterangan :
P1 = tekanan awal (Pa atau N/m2)
P2 = tekanan akhir (Pa atau N/m2)
V1 = volume awal (m3)
V2 = volume akhir (m3)
T1 = suhu awal (K)
T2 = suhu akhir (K)
(Pa
= pascal, N = Newton, m2 = meter
kuadrat, m3 = meter
kubik, K = Kelvin)
Hubungan antara massa gas (m) dengan volume (V)
Sejauh
ini kita baru meninjau hubungan antara suhu, volume dan tekanan gas. Massa gas
masih diabaikan… Kok gas punya massa ya ? yupz… Setiap zat alias materi, termasuk
zat gas terdiri dari atom-atom atau molekul-molekul. Karena atom atau molekul
mempunyai massa maka tentu saja gas juga mempunyai massa. Kalau dirimu bingung,
silahkan pelajari lagi materi Teori atom dan Teori
kinetik.
Pernah
meniup balon ? ketika dirimu meniup balon, semakin banyak udara yang
dimasukkan, semakin kembung balon tersebut. Dengan kata lain, semakin besar
massa gas, semakin besar volume balon. Kita bisa mengatakan bahwa massa gas (m)
sebanding alias berbanding lurus dengan volume gas (V). Secara matematis
ditulis seperti ini :
Jika
perbandingan 4 digabung dengan perbandingan 5 maka akan tampak seperti ini :
Jumlah mol (n)
Sebelum
melangkah lebih jauh, terlebih dahulu kita bahas konsep mol. Dari pada
kelamaan, kita langsung ke sasaran saja… 1 mol = besarnya massa suatu
zat yang setara dengan massa
molekul zat tersebut. Massa
dan massa molekul tuh beda. Biar paham, amati contoh di bawah…
Contoh
1,
massa molekul gas Oksigen (O2) = 16 u + 16 u = 32 u
(setiap molekul oksigen berisi 2 atom Oksigen, di mana masing-masing atom
Oksigen mempunyai massa 16 u). Dengan demikian, 1 mol O2 mempunyai massa 32 gram.
Atau massa molekul O2 = 32 gram/mol = 32 kg/kmol
Contoh 2, massa molekul gas karbon monooksida (CO) = 12 u + 16 u = 28 u
(setiap molekul karbon monooksida berisi 1 atom karbon (C) dan 1 atom oksigen
(O). Massa 1 atom karbon = 12 u dan massa 1 atom Oksigen = 16 u. 12 u + 16 u =
28 u). Dengan demikian, 1 mol CO mempunyai massa 28 gram.
Atau massa molekul CO = 28 gram/mol = 28 kg/kmol
Contoh 3, massa molekul gas karbon dioksida (CO2) = [12
u + (2 x 16 u)] = [12 u + 32 u] = 44 u (setiap molekul karbon dioksida berisi 1 atom karbon
(C) dan 2 atom oksigen (O). Massa 1 atom Carbon = 12 u dan massa 1 atom oksigen
= 16 u). Dengan demikian, 1 mol CO2 mempunyai massa 44 gram.
Atau massa molekul CO2 =
44 gram/mol = 44 kg/kmol.
Sebelumnya
kita baru membahas definisi satu mol. Sekarang giliran jumlah mol (n). Pada
umumnya, jumlah mol (n) suatu zat = perbandingan massa zat tersebut dengan
massa molekulnya. Secara matematis ditulis seperti ini :
Contoh
1 : hitung jumlah mol pada 64 gram O2
Massa
O2 = 64 gram
Massa
molekul O2 = 32 gram/mol
Contoh
2 : hitung jumlah mol pada 280 gram CO
Massa
CO = 280 gram
Massa
molekul CO = 28 gram/mol
Contoh
3 : hitung jumlah mol pada 176 gram CO2
Massa
CO2 = 176 gram
Massa
molekul CO2 = 44 gram/mol
Konstanta
gas universal (R)
Perbandingan
yang sudah diturunkan di atas (perbandingan 6) bisa diubah menjadi persamaan dengan menambahkan
konstanta perbandingan. Btw, berdasarkan penelitian yang dilakukan om-om
ilmuwan, ditemukan bahwa apabila kita menggunakan jumlah mol (n) untuk
menyatakan ukuran suatu zat maka konstanta perbandingan untuk setiap gas
memiliki besar yang sama. Konstanta perbandingan yang dimaksud adalah konstanta
gas universal (R). Universal = umum, jangan pake bingung…
R =
8,315 J/mol.K
=
8315 kJ/kmol.K
=
0,0821 (L.atm) / (mol.K)
=
1,99 kal / mol. K
(J
= Joule, K = Kelvin, L = liter, atm = atmosfir, kal = kalori)
HUKUM GAS IDEAL (dalam jumlah mol)
Setelah terseok-seok, akhirnya kita tiba di penghujung acara pengoprekan rumus.
Perbandingan 6 (tuh di atas) bisa kita tulis menjadi persamaan, dengan
memasukan jumlah mol (n) dan konstanta gas universal (R)…
PV = nRT
Persamaan
ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal alias persamaan keadaan gas ideal.
Keterangan
:
P =
tekanan gas (N/m2)
V =
volume gas (m3)
n =
jumlah mol (mol)
R =
konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K)
T =
suhu mutlak gas (K)
CATATAN
:
Pertama,
dalam penyelesaian soal, dirimu akan menemukan istilah STP. STP tuh singkatan
dari Standard Temperature and Pressure. Bahasanya orang bule… Kalau diterjemahkan ke dalam
bahasa orang Indonesia, STP artinya Temperatur dan Tekanan Standar.
Temperatur = suhu.
Temperatur
standar (T) = 0 oC = 273 K
Tekanan
standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 N/m2 = 1,013 x 102 kPa = 101 kPa
Kedua,
dalam menyelesaikan soal-soal hukum gas, suhu alias temperatur harus dinyatakan
dalam skala Kelvin (K)
Ketiga,
apabila tekanan gas masih berupa tekanan
ukur, ubah terlebih dahulu menjadi
tekanan absolut. Tekanan absolut = tekanan atmosfir + tekanan ukur (tekanan
atmosfir = tekanan udara luar)
Keempat,
jika yang diketahui adalah tekanan atmosfir (tidak ada tekanan ukur), langsung
oprek saja tuh soal.
Contoh
soal 1 :
Pada
tekanan atmosfir (101 kPa), suhu gas karbon dioksida = 20 oC dan
volumenya = 2 liter. Apabila tekanan diubah menjadi 201 kPa dan suhu dinaikkan
menjadi 40 oC, hitung volume akhir gas karbon dioksida tersebut…
Panduan
jawaban :
P1 = 101 kPa
P2 = 201 kPa
T1 = 20 oC + 273 K = 293 K
T2 = 40 oC + 273 K = 313 K
V1 = 2 liter
V2 = ?
Tumbangkan
soal :
Volume
akhir gas karbon dioksida = 1,06 liter
Contoh
soal 2 :
Tentukan
volume 2 mol gas pada STP (anggap saja gas ini adalah gas ideal)
Panduan
jawaban :
Volume
2 mol gas pada STP (temperatur dan tekanan stadard) adalah 44,8 liter. Berapa
volume 1 mol gas pada STP ? itung sendiri….
Contoh
soal 3 :
Volume
gas oksigen pada STP = 20 m3. Berapa massa gas oksigen ?
Panduan
jawaban :
Volume
1 mol gas pada STP = 22,4 liter = 22,4 dm3 = 22,4 x 10-3 m3 (22,4 x 10-3 m3/mol)
Volume
gas oksigen pada STP = 20 m3
Massa
molekul oksigen = 32 gram/mol (massa 1 mol oksigen = 32 gram). Dengan demikian,
massa gas oksigen adalah :
Catatan
:
Kadang massa molekul disebut sebagai massa molar.
Jangan pake bingung, maksudnya sama saja… Massa molar = massa molekul
Contoh
soal 4 :
Sebuah tangki berisi 4 liter gas oksigen (O2). Suhu gas oksigen
tersebut = 20 oC dan
tekanan terukurnya = 20 x 105 N/m2. Tentukan massa gas oksigen tersebut (massa molekul
oksigen = 32 kg/kmol = 32 gram/mol)
Panduan
jawaban :
P =
Patm + Pukur = (1 x 105 N/m2) + (20 x 105 N/m2) = 21 x 105 N/m2
T =
20 oC +
273 = 293 K
V =
4 liter = 4 dm3 = 4 x 10-3 m3
R =
8,315 J/mol.K = 8,315 Nm/mol.K
Massa
molekul O2 = 32 gram/mol = 32
kg/kmol
Massa
O2 = ?
Massa
gas oksigen = 110 gram = 0,11 kg
HUKUM GAS IDEAL (Dalam jumlah molekul)
Kalau
sebelumnya Hukum gas ideal dinyatakan dalam jumlah mol (n), maka kali ini hukum
gas ideal dinyatakan dalam jumlah molekul (N). Sebelum menurunkan persamaannya,
terlebih dahulu baca pesan-pesan berikut ini…
Seperti
yang telah gurumuda jelaskan sebelumnya, apabila kita menyatakan ukuran zat
tidak dalam bentuk massa (m), tapi dalam jumlah mol (n), maka konstanta gas
universal (R) berlaku untuk semua gas. Hal ini pertama kali ditemukan oleh
alhamrum Amedeo Avogadro (1776-1856), mantan ilmuwan Italia. Sekarang beliau
sudah beristirahat di alam baka… Almahrum Avogadro mengatakan bahwa ketika volume, tekanan dan suhu setiap gas sama,
maka setiap gas tersebut memiliki jumlah molekul yang sama. Kalimat yang dicetak tebal ini dikenal dengan
julukan hipotesa Avogadro (hipotesa = ramalan atau dugaan). Hipotesa almahrum
Avogadro ini sesuai dengan kenyataan bahwa konstanta R sama untuk semua gas.
Berikut ini beberapa pembuktiannya :
Pertama, jika kita menyelesaikan soal menggunakan persamaan hukum
gas ideal (PV = nRT), kita akan menemukan bahwa ketika jumlah mol (n) sama,
tekanan dan suhu juga sama, maka volume semua gas akan bernilai sama, apabila
kita menggunakan konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K). Karenanya dirimu
jangan pake heran kalau pada STP, setiap gas yang memiliki jumlah mol (n) yang
sama akan memiliki volume yang sama. Volume 1 mol gas pada STP = 22,4 liter.
Volume 2 mol gas = 44,8 liter. Volume 3 mol gas = 67,2 liter. Dan seterusnya…
ini berlaku untuk semua gas.
Kedua, jumlah molekul dalam 1 mol sama untuk semua gas. Jumlah
molekul dalam 1 mol = jumlah molekul per mol = bilangan avogadro (NA).
Jadi bilangan Avogadro bernilai sama untuk semua gas. Besarnya bilangan
Avogadro diperoleh melalui pengukuran :
NA = 6,02 x 1023 molekul/mol = 6,02 x 1023 /mol
=
6,02 x 1026 molekul/kmol = 6,02 x 1026 /kmol
Untuk
memperoleh jumlah total molekul (N), maka kita bisa mengalikan jumlah molekul
per mol (NA) dengan jumlah mol (n).
Kita
oprek lagi persamaan Hukum Gas Ideal :
Ini
adalah persamaan Hukum Gas Ideal dalam bentuk jumlah molekul.
Keterangan :
P =
Tekanan
V =
Volume
N =
Jumlah total molekul
k =
Konstanta Boltzmann (k = 1,38 x 10-13 J/K)
T =
Suhu
Volume
1
liter (L) = 1000 mililiter (mL) = 1000 centimeter kubik (cm3)
1
liter (L) = 1 desimeter kubik (dm3) = 1 x 10-3 m3
Tekanan
1
N/m2 = 1 Pa
1
atm = 1,013 x 105 N/m2 = 1,013 x 105 Pa = 1,013 x 102 kPa = 101,3 kPa (biasanya dipakai 101 kPa)
Pa
= pascal
atm
= atmosfir
KESIMPULAN
1. Gay-Lussac
menemukan bahwa Tekanan dari sejumlah tetap gas pada volum yang tetap berbanding lurus dengan temperaturnya dalam kelvin
2. Hukum Gas Ideal
(dalam jumlah mol) mengatakan bahwa ketika volume, tekanan dan suhu setiap
gas sama, maka setiap gas tersebut memiliki jumlah molekul yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar